Kamis, 18 November 2010

Hadiah pertama untuk sang juara



Ini suatu pengalaman atau kisah yang sangat berarti buat saya hingga kini dan kisah itu saya apresiasikan sebagai motivasi saya dalam menjalani hidup ini. Kisah saya ini bermula sewaktu saya umur 5 tahun ya masih TK atau kalau sekarang bisa di bilang Playgroup. Waktu tu saya adalah seorang anak yang periang yang sedang senang-senangnya bermain, menyanyi, menari, bercanda sama teman-teman dan lainnya. Ga ada satu pun masalah yang memecahkan keriangan itu.
berawal di suatu hari di kelas, teman sekelas saya sebut saja namanya ayu dan mendapat penghargaan karna sudah berani menyanyi di depan kelas, tapi entah kenapa saya tidak peduli akan hal itu justru saya masih asik bermain. Lalu semakin lama lomba-lomba pun banzak di adakan, masih teringat di kepala saya saat mengikuti lomba lempar bola di daerah TMII, setelah selesai lomba disebutkan lah siapa pemenang dari lomba tersebut, dan pemenangnya adalah ayu  disitu saya berfikir memang dia yang selalu menang tanpa ada sedikit khawatir Dalam benak saya.
Di setiap lomba yang diadakan waktu itu ayu datang sebagai pemenang lagi dan itu membuat saya mulai berfikir kenapa dia lagi, dia lagi, dan dia lagi. Dan mencoba merubah pemikiran saya ingin jadi juara seperti dia, karna selama dia menjadi pemenang guru-guru di TK sangat perhatian dengannya, bukan guru saja melainkan ibu-ibu yang lain ingin anak-anaknya seperti ayu yang selalu emnjadi juara, saya ingin seperti dia diperhatikan oleh orang lain dan merasakan enaknya menjadi seorang pemenang.
Ada sebuah kesempatan pada lomba berikutnya yaitu lomba menggambar, dan saya berfikir tu adalah kesempatan saya untuk jadi pemenang. Saya menggambar semaximal mungkin. Lalu saat yang paling di tunggu yaitu nama pemenang aka di sebutkan, jantung pun berdegup dengan kencang sembari berharap saya akan jadi pemenang. Nama pemenangpun di sebutkan dan pemenangnya adalah AYU. Kecewa, miris, bikin down, ga bersemangat lagi, apa saya di lahirkan ga bisa jadi seorang pemenang itu adalah bisikan yang ada di benak saya pada waktu itu.
Akhirnya perpisahan TK pun tiba, di adakan lomba tari tradisional untuk mengisi acara di panggung. Disitu saya mencoba untuk berusaha lagi untuk kesekian kalinya tanpa berharap yang berlebih.  Berlatih, dan berlatih terus sampai pada waktunya pun tiba, di atas panggung yang di tonton oleh orang tua murid yang banyak memupuskan rasa malu dan terus kata berusa lebih baik.
Pada saat saya tampil semua berjalan dengan laancar sesuai harapan, pada saat ayu tampil tarian sangat bagus dan itu membuat saya pastinya merasa ragu untuk optimis bahwa saya akan menang. Waktu puncaknya pun tiba, tiba saatnya menyebutan siapa yang menjadi juara pertama dari penampilan yang paling bagus pada acara perpisahan tersebut, hati sudah mulai dag dig dug, dan pemenangnya adalah RiNA, di situ saya merasa tidak menyangka bahwa saya akan menang pada akhir cerita di masa TK, semua orang melirik tidak menyangka bahwa pemenang jatuh ke tangan saya yang mungkin belum pernah menang dalam sebuah lomba.

itu adalah ending story yang mengharukan dan sedikit memetik dari kejadian itu bahwa jangan ada kata berhenti untuk berusaha dan tidak menyerah. Saya pun mendapat seperangkat alat-alat sekolah untuk melanjutkan saya di sekolah dasar nanti. Senang tiada akhir itu yang saya rasakan akhirnya saya bisa membuktikan pada diri saya sensdiri bahwa saya bisa dan mampu untu bisa lebih jika berusaha.


0 komentar:

Posting Komentar